Total Tayangan Halaman

Design by Ferry Muchlis Ariefuzzaman

Design by Ferry Muchlis Ariefuzzaman
Media Team for Atut's Success to be a Governor

Kamis, 24 November 2011

Negara Kriminal Korupsi Birokrat Propinsi Banten (Ratu Atut Chosiyah)


Dituding Korupsi Dana Hibah dan Dana Bansos

Pendemo Minta KPK Tangkap Ratu Atut Chosiyah

Senin, 17 Oktober 2011 - 16:02 WIB

Negara Kriminal Korupsi Birokrat Propinsi Banten (Ratu Atut Chosiyah)

JAKARTA (Pos Kota) – Massa puluhan orang yang menamakan dirinya Forum Solidaritas Mahasiswa Banten 2011 (F-SMB’11) mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mereka menuntut Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang terindikasi korupsi terkait dengan Program Dana Hibah Banten 2011 sebesar Rp340 miliar dan Dana Bansos sebesar Rp51 miliar untuk diperiksa KPK.

“Kami minta KPK tidak tembang pilih dalam mengusut kasus korupsi,” kata seorang pendemo dalam orasinya, Senin (17/10).

Pendemo dalam rilisnya mengatakan Ratu Atut Chosiyah yang terindikasi korupsi karena kata mereka yang menerima dana bantuan tidak jelas.

Menurut pendemo lembaga penerima hibah fiktif, lembaga penerima hibah yang memiliki alamat saman, aliran dana ke lembaga yang dipimpin keluarga Gubernur, dana hibah tidak utuh dan sebagian besar penerima bantuan sosial tidak jelas.

“Untuk itu, kepada KPK agar memeriksa dan menangkap, mengadili Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Mendesak kepada KPK agar turun ke Banten,” kata pedemo dengan suara lantang. (Rizal/dms)

Rabu, 23 November 2011

Negara Tak Sanggup Menyentuh Kriminal Korupsi Birokrat Propinsi Banten

KORUPSI: Ratu Atut Chosiyah Dilaporkan ke KPK
Icha Rastika | Latief | Rabu, 28 September 2011 | 19:26 WIB
ICHA RASTIKA Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama Aliansi Independen Peduli Publik (AIPP) melaporkan Gubernur Provinsi Banten, Ratu Atut Chosiyah ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu (28/9/2011).

Selasa, 14 Juni 2011

Cheerful Atut with Her Fake Degree: Ferry Ariefuzzaman




Ratu Atut Chosiyah is an artist and politician finally jealous also to friends husband Hikmat Tomet.

Ratu Atut Chosiyah Why jealous? Which also jealous to his friends also, already long known. Vina Panduwinata and Memes are Hikmat Tomet friend from the past, so if the atmosphere be like before meeting up peniuh jokes and cheerful.


But taken by Ratu Atut Chosiyah something inappropriate again, and evoke feelings of jealousy, which in turn created a post in his blog, which is regarded by the public do not deserve submitted by Ratu Atut Chosiyah

This was revealed from a personal Twitter Isabella, who said that he regretted that news written on her blog. “To the friends”, Andika who apologized profusely ats good circulation of news yg krg dr mom blog sy … I really “sorry …” the girl who wrote it is familiarly called Andika Hazrymy

Andika does not even seem to want to open this issue further, when in the post after that, he would rather give up this issue directly to his mother.

“I do not know @ ThinkWL also … Ask my mother wrote, sy afraid wrong way,” he wrote later.

Previously, Andika’s mother, singer Ratu Atut Chosiyahand political figures become warmer because of the news article in his blog that ‘attack’ Vina Panduwinata and Memes because of their closeness to the husband, Hikmat Tomet, in a musical event. Atut, close calls Ratu Atut Chosiyah also had criticized the way they dress that is too open and tempting men, including her husband.

Kamis, 08 Oktober 2009

Kasihan Ratu Atut Karena Tidak Punya Kompetensi Kesana-sini Bingung!


Kasihan Ratu Atut Karena Tidak Punya Kompetensi Kesana-sini Bingung!

Jumat, 02 Oktober 2009

Ijasah SE Palsu yang Dimiliki Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah





Menarik juga tentang dugaan adanya ijasah palsu yang dimiliki Gubernur Banten terpilih Ratu Atut Chosiyah, yang dilaporkan oleh mantan kader PKS yang juga calon gubernur Banten rival Atut, Marissa Haque.

Dua orang perempuan, sama-sama cantik, sama-sama kampiun di dunia politik, setelah berseteru dalam memperebutkan Banten-1, dilanjutkan dengan berseteru tentang ijasah 'Bu Gubernur'.Atut dikatakan telah membuat ijasah instan untuk meluluskan pencalonannya sebagai gubernur maupun sebagai PNS.

Marissa mampu membuktikan kalau Ratu Atut hanya kuliah 8 bulan untuk mendapatkan ijazah Sarjana di Universitas Borobudur Jakarta, September 2003 sampai Mei 2004. "Artinya dia itu dapat gelar sarjana hanya dalam 2 semester," jelas Marissa. Ratu Atut dianggap telah melakukan pembohongan publik.Tetapi lagi-lagi, polisi tidak mampu (atau mungkin tidak mau) membuktikan akan kebenaran tuduhan tersebut, meskipun Marissa memberikan bukti kopian ijasah instan tersebut. Akhir ceritanya, polda Metro Jaya mengeluarkan surat SP3 perintah penghentian kasus ini dikarenakan tidak terebukti adanya unsur pemalsuan ijasah. Dan bahkan

Marissa dilaporkan balik oleh Atut karena telah mencemarkan nama baik.Terlepas dari benar tidaknya Ratu Atut mendapatkan ijasah itu secara instan, tetapi kasus ijasah instan, atau aspal, atau palsu ini banyak terjadi di kalangan birokrasi dan politisi. Tapi sayangnya kebanyakan terungkap setelah si empunya ijasah terpilih menjadi birokrat atau wakil rakyat. Dan bila itu terjadi pembuktian jadi semakin sulit.

Kenapa? Tentunya ada faktor-faktor non-teknis yang mempengaruhi. Bahkan kenyataannya sudah menjadi semacam tren, toh ijasah hanyalah persyaratan formal, yang penting bisa membeli dan tidak ada bedanya orang mengenyam pendidikan tersebut dengan yang tidak.Kasus-kasus ini mencoreng nama pendidikan kita di mata dunia, sudah mutu pendidikan rendah, orang-orangnyapun banyak yang menuntut ilmu dengan cara maling.Sebetulnya pada beberapa kasus, ijasah palsu bukanlah isapan jempol untuk menjatuhkan karir politik atau pembunuhan karakter dari lawan-lawan politik, tetapi memang telah terbukti terjadi, berdasarkan pengakuan sendiri para pelaku pemalsu ijasah, baik dari institusi maupun perorangan.

Itulah kenapa Indonesia sulit maju. Tidak banyak orang pintar bahkan seorang Presiden seperti SBY yang bekerja di tempat yang tepat, akibatnya membikin peraturan dan kebijaksanaan juga ngawur, disiplin yang rendah, tingginya angka korupsi, makan gaji buta, tidak peduli kepada rakyat, tidak punya malu, dan lain-lain.Politik boleh melakukan berbagai cara untuk mencapai kekuasaan, tapi jangan segala cara, yang benar dan yang batil, yang akhirnya rakyat juga yang jadi korbannya.






Sumber:



Wanda Hamidah, SH, MKn, Artis Cerdas Indonesia, 2009, Bukan Ijazah Palsu seperti Ratu Atut Chosiyah


Kisah sukses lainnya sebagai artis yang selesai sekolahnya adlaah Wanda dari PAN Jakarta. Wanda Hamidah, SH, MKn, Artis Cerdas Indonesia, 2009, Bukan seperti Ijazah Palsu seperti Ratu Atut Chosiyah yang sangat memalukan bangsa dan negara Indonesia.
Wanda adalah seorang Notaris yunior lulusan S1 dari FH Trisakti, S2 FH-UI. Juga yang terpenting adalah bahwa Wanda adalah artis Indonesia yang sangat sabar menanti dan meniti karir politiknya. Ia bersekolah dengan serius dan mengisi kompetensi dirinya agar dapat bersaing dengan para seniornya dari lintas partai. Keseriusannya membuahkan kepercayaan dari PAN dan mendudukkannya pada jajaran Caleg DKI Jaya dan berhasil duduk disana mewakili PAN.
Selamat Wanda, anda memang layak maju dan berhasil.

Konspirasi Ijazah Palsu Nasional Indonesia Dari Dikti sampai Istana Negara


Konspirasi Ijazah Palsu Nasional Indonesia Dari Dikti sampai Istana Negara, demikian yang dijelaskan oleh Dirjen Dikti Dr. Fasli Djalal dikantornya.
Beliau sendiri merasa kesulitan membereskan Prof. Dr. Bashir Barthos Ketua Yayasan dan Rektor Universitas Borobudur, Jakarta Timur, karena yang bersangkutan adalah anggota Partai Demokrat dan Sepupu Pemilik Pasar Raya Sarinah Jaya Abdul Latief sang mantan Menakertrans Indonesia sejak zaman Presiden Soeharto sampai sekarang.
Universitas Borobudur Jakarta memang dikenal kerap membawa plesir semua Dirjen di Diknas, terutama DIKTI karena menyangkut kepentingan Yayasan Pendidikan yang dikelolanya. Dr. Fasli Djalal adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap kebohongan publik yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah disaat mengikuti Pilkada Banten 2006 yang lalu.

Entri Populer